Kepanduan Pria
Kepanduan adalah gerakan
pandu. Sedangkan salah satu definisi pandu adalah anggota
perkumpulan pemuda yg berpakaian seragam khusus, bertujuan mendidik anggotanya
supaya menjadi orang yg berjiwa kesatria, gagah berani, dan suka menolong
sesama makhluk.
Awal Mula Lahirnya Kepanduan
Kepanduan Wanita
Tahun 1896, Baden-Powell ditugaskan ke daerah Matabeleland di Rhodesia
Selatan (sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Chief of Staff di bawah
Jenderal Frederick Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan disanalah
pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang nanti menjadi sahabat karibnya,
Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika Serikat yang menjabat
sebagai kepala pasukan pengintai Inggris. Keberadaannya di sana akan menjadi
pengalaman yang sangat penting, bukan hanya karena Baden-Powell berkesempatan
memimpin misi sulit di wilayah musuh, tetapi saat-saat itulah Ia banyak
mendapat inspirasi untuk membuat sistem pendidikan kepanduan. Ia bergabung
dengan tim pengintai (mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai mengajari
woodcraft kepada Baden-Powell, keahlian yang juga memberikan inspirasi untuk
menyusun program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah
keahlian yang banyak dikenal dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak dikenal di
Inggris. Keahlian itulah cikal bakal dari apa yang kiri sering disebut
Ketrampilan Kepramukaan.
Keduanya menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan di Afrika jauh berbeda
dengan di Inggris. Maka mereka merencanakan program pelatihan bagi pasukan
tentara Inggris agar mampu beradaptasi. Program pelatihan itu diberikan pada
anak-anak muda, isinya penuh dengan materi-materi tentang eksplorasi, trekking,
kemping dan meningkatkan kepercayaan diri.
Saat itu juga merupakan kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi
khasnya (Burnham mirip topi koboi) sebagai pengenal dan hingga kini masih
digunakan oleh anggota kepanduan di seluruh dunia. Selain itu, Baden-Powell
juga menerima sangkakala (terompet) kudu, peralatan dalam Perang Ndebele.
Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk membengunkn para peserta
Perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brown sea.
Tiga tahun kemudian, di Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell
ditempatkan di kota kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yang jauh
lebih banyak daripada di tempat sebelumnya. The Mafeking Cadet Corps adalah
sekelompok anak muda yang bertugas membawakan pesan untuk pasukan lain.
Meskipun mereka tidak berpengalaman dalam menghadapi musuh, mereka berhasil
melawan musuh mempertahankan kota (1899–1900), dan kejadian inilah yang juga
menjadi salah satu faktor yang mengilhami Baden-Powell dalam membuat materi
kepanduan. Setiap orang dalam pasukan itu menerima bedge penghargaan berbentuk
jarum kompas yang dikombinasikan dengan ujung anak panah. Bedge ini bentuknya
mirip dengan fleur de lis, logo yang hingga kini digunakan sebagai logo
organisasi kepanduan di banyak negara di dunia.
Di Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam
memimpin Pasukan Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi “Pahlawan
Nasional”. Hal ini memberikan keuntungan, karena buku kecil yang ditulisnya
“Aids to Scouting” menjadi terjual laris.
Sekembalinya ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak
digunakan para guru untuk mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif
dalam organisasi. Karena itulah, Ia diminta untuk menulis ulang bukunya
tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda, terutama untuk anggota Boys’
Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer.
Baden-Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini bisa berkembang jauh lebih
besar. Ia mulai mempelajari materi lain yang bsa menjadi bahan pelajaran dalam
kepanduan.
Juli 1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya
yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, adalah orang
Kanada yang lahir di Inggris dan tinggal di Amerika Serikat. Ia bertemu dengan
aden-Powell bulan Oktober 1906, dan mereka saling berbagi ide tentang program
pelatihan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-Powell menulis draft buku berjudul Boy
Patrols. Pada tahun yang sama, untuk menguji idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda
dengan latar belakan bermacam-macam (yang diundang dari beberapa sekolah khusus
laki-laki di London, yakni Poole, Parkstone, Hamworthy, Bournemouth, dan Winton
Boys’ Brigade units) dan mengadakan perkemahan selama seminggu di Brownsea
Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris. Metode yang diterapkan dalam perkemahan
itu adalah memberikan kesempatan pada para pemuda tersebut untuk mengatur
kelompok mereka sendiri dengan membentuk kelompok kecil dan memilih salah satu
anggota kelompok sebagai pemimpin.
Musim panas 1907, Baden-Powell melakukan promo dan bedah buku barunya,
“Scouting for Boys”. Ia tidak sekadar menulis ulang buku “Aids to Scouting”
yang lebih banyak materi kemiliterannya. DI buku yang baru itu, aspek
kemiliterannya diperkecil dan digantikan dengan teknik-tekni non-militer
(terutama survival) seperti pioneering dan penjelajahan. Ia juga memasukka
perinsip edukasi yang inovatif, disebut Scout method (metode kepramukaan). Ia
juga berkreasi dengan membuat game-game menarik sebagai sarana pendidikan
mental.
Scouting for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam
6 jilid. Pada tahun yang sama, buku tersebut dicetak dalam bentuk satu buku
utuh. Sampai saat ini, buku tersebut di peringkat ke empat dalam daftar buku
bestseller dunia sepanjang masa.
Mulanya, Baden-Powell diminta menjadi “pembina” organisasi The Boys’
Brigade, yang didirikan William A. Smith. Kemudian, karena popularitasnya
semakin meningkat serta tulisannya tentang petualangan-petualangan di alam
terbuka, banyak pemuda yang mulai membentuk kelompok kepanduan dan Baden-Powell
“kebanjiran order” untuk menjadi pembina kelompok-kelompok itu. Mulai saat
itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement) mulai berkembang dengan pesat.
Sekalipun Gerakan Kepanduan didirikan Baden-Powell, tetapi ia banyak
terinspirasi Frederick Russell Burnham, orang Amerika yg membantu Inggris di
Afrika Selatan. Burnham banyak belajar teknik hidup di alam bebas dari ayahnya
yang menjadi pastor di tempat penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham yang
sukses menghadapi beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke Afrika
Selatan & berkenalan dengan Baden-Powell di Perang Boer. Dari Burnhamlah
Baden-Powell menyusun berbagai ketrampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan
seorang Boy Scout (Pandu). Terinspirasi orang Indian. Selanjutnya di Gerakan
Kepanduan, Burnham diangkat sebagai “Kepala Suku” pertama dari gerakan yg
didirikan Baden-Powell.
Sejarah Kepanduan di Indonesia
Sejak tahun 1961 berdasar Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, semua
pandu - pandu yang ada di Indonesia (Hizbul Wathan (HW), Nationale
Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu (SIAP), Nationale
Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) dan Indonesisch Nationale
Padvinders Organisatie (INPO)) melebur menjadi satu dengan namaPramuka (Praja
Muda Karana).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar